Langsung ke konten utama

Surabaya mulai Menguning

Surabaya menguning 

(Tulisan ini berkisah tentang pengalaman pribadi pada suatu momen yang membuat saya takjub. Artikel ini dibuat agar pembaca juga merasakan, atau setidaknya tahu tentang cerita surabaya ‘cantik’ versi saya hehehe. Terima kasih sudah mampir & selamat membaca yaa....)
~~-------------~~
Selasa pagi lalu, (18/9), saya berkesempatan melewati salah satu area industri besar di Kota Surabaya, Rungkut Industri SIER namanya. Ceritanya, usai mengantarkan madu sarang di area Giant Margorejo, saya pulang mlewati rute berbeda dari biasanya. Kebetulan saat itu saya ada keperluan di sekitar Wadung Asri, Sidoarjo. Dipilihlah rute Rungkut Industri. Maklum, area pabrik dan pergudangan ini membentang cukup luas. Sebagian masuk wilayah Rungkut Surabaya, sisanya ikut Brebek, Kecamatan Waru, Kab. Sidoarjo.

Pagi itu aku 'Basah Kuyup' tapi bukan karena air hujan, melainkan rontokan bunga kuning berukuran *mini*. Sontak, tiba-tiba anganku mulai sedikit mengkhayal. Aku serasa bagaikan puteri raja yang sedang asyik menunggangi motor matic (bukan delman lho), tiba-tiba bertaburan bunga-bunga diatasnya (ala-ala adegan Bollywood yang identik dengan bunga dan tarian rame-rame).

Kawasan Rungkut Industri Surabaya
Hati ini sempat dibuatnya sedikit dilema. Tiba-tiba jiwaku merasa iba manakala melihat susah payahnya pasukan kuning yang sedari tadi membersihkan jalanan di area pabrik. Belum selesai dipungut alias diserok (bahasa Suroboyoan), tumpukan dedaunan malah beterbangan kesana-kemari. Petugas itu lantas kembali lagi menyapu jalanan dan mengumpulkan dedaunan di satu tempat.

Sementara dari sudut jalan berbeda, saya justru asyik menikmati daun-daun yang beterbangan terbawa angin. Ini seperti hujan. Daun-daun kuning itu rontok dari atas. Saya melihat ada satu dua pengendara motor yang terganggu pandangannya akibat rontokan bunga kecil itu. Sementara yang lain jalan begitu saja tanpa memperhatikan seksama pergerakan jatuhnya bunga dari pohon-pohon.  

Ah ini mungkin yang dinamakan dengan musim semi ala Kota Surabaya. Rupanya sejak dipimpin langsung oleh Srikandi tangguh, Tri Rismaharini, Surabaya menjelma menjadi kota indah nan sejuk. Ini sejalan dengan tagline ‘Surabaya Cantik’. Hampir di setiap jalan di Kota Pahlawan ini selalu ditanami pepohonan lengkap beserta dengan aneka tanaman berbunga.

Sakura di Surabaya
Surabaya punya puluhan ruang terbuka hijau yang tersebar rata di seluruh wilayah. Ada taman yang khusus untuk lansia, taman pendidikan, taman bermain, serta taman keluarga. Menariknya lagi, ada sebagian taman yang sengaja ditanami jenis pohon sejenis sakura di Jepang. Kita bisa lihat langsung keindahan bunga Tabebuya di sepanjang jalan protokol Kota Surabaya. Bunga yang sekilas mirip dengan Sakura ini hanya mekar di ujung musim kemarau. Tumbuhnya Tabebuya di jalanan Surabaya tak lepas dari ide sang Wali Kota Tri Rismaharini. Tujuan awalnya adalah ingin membuat Surabaya nampak asri.

“Dia kemudian menemukan beberapa batang pohon Tabubuya dan mulai menanamnya pada tahun 2010. Setelah satu tahun kok bagus. Akhirnya kita beli banyak itu," kata Risma dilansir dari laman idntimes.com, (25/9). 

Dilansir dari laman Surya.co.id, (25/9), Sekretaris Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya, Aditya Wasita, mengatakan bahwa Tabebuya merupakan jenis pohon berbunga asal Brasil. Penanamannya tersebar di sejumlah pedestrian, median jalan, dan taman di Surabaya. Diantaranya kawasan Tugu Pahlawan, Bundaran Pelangi, dan kawasan terbuka lainnya. Selain Tabebuya, Risma mengatakan bahwa Surabaya juga memiliki bunga lain yang tak kalah cantik. Bunga yang dimaksud adalah Jakaranda. "Bunganya warna ungu, mirip Sakura juga," ujar Risma.

Warna bunga begitu cantik dan memancing kita untuk berselfie ria. Ada warna putih, kuning, ungu, dan pink. Begitu halnya dengan saya yang langsung takjub melihat keindahan gugurnya bunga-bunga yang menutupi jalan. Kalau yang menumpuk di jalan dan bertebaran ke udara itu sampah plastik atau daun yang menguning, mungkin sedikit risih. Tapi ini justru membuatku berhenti sejenak dari perjalanan dan justru menikmati momen jatuhnya bunga-bunga sambil mengabadikan lewat kamera hand phone.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah sang Dokter Cantik Hafalan Al Quran lewat Story Telling

Al Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang diwahyukan Allah melalui Nabi Muhammad SAW untuk umat muslim. Di dalamnya terdapat sumber ilmu pengetahuan sebagai pedoman hidup manusia, baik di dunia maupun akhirat. Bagi umat muslim, mempelajari Al Qur’an tidaklah sulit. Allah telah memberikan jaminan kemudahan bagi siapa saja yang ingin membaca, menghafal, memahami serta mengamalkannya. Kemudahan mempelajari Al Qur’an itu juga dirasakan salah satunya oleh dr. Syayma. dia mulai menghafalkan Al Qur’an ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.“Awalnya saya terpaksa menghafalkan Al Qur’an. Karena di pesantren memang ada kurikulum tahfidz, jadi mau gak mau harus hafalan ”,  kata Syayma.  Dirinya sempat merasakan sedikit stres belajar di pesantren lantaran belum fasih membaca Al Qur’an. Dari total 300 santri, dr. Syayma masuk dalam kelompok 10 orang dengan bacaan terburuk. ”saya memulainya dari level paling dasar”. Baginya surah yang sulit dihafal di awal dulu adalah surah An naba’

Bambu Runcing, Senjata Tradisional namun Berkekuatan Supranatural

Beberapa waktu lalu media sosial di Indonesia menyoroti aksi sebagian warga Jakarta yang memasang bendera peserta Asean menggunakan bambu. Keberadaan bendera yang terpasang di Jalan Pluit Selatan Raya, Jakarta Utara itu pun mendapat kritikan dari sebagian netizen karena dianggap mempengaruhi citra Negara Indonesia bagi bangsa lain. Terlepas dari perdebatan yang dilontarkan oleh netizen di medsos, lupakah kita banwa bambu runcing merupakan ikon yang tak terpisahkan bagi bangsa Indonesia. Di beberapa negara, tanaman yang memiliki nama latin bambusea ini mengandung nilai filosofis. Bangsa Tiongkok misalnya, yang menjadikan bambu sebagai simbol keteguhan dan ketulusan. Sementara di India, bambu mengandung pesan persahabatan. Di kebudayaan suku Jawa, bambu atau dikenal dengan sebutan pring merupakan bagian dari pedoman hidup yang di dalamnya menggambarkan karakteristik masyarakat Jawa. Dilansir dari portal Tempo, (2/8), dalam falsafah bambu atau dinamakan ngelmu pring , masin

Terkesima dengan Gerombolan Lebah Diatas Pohon Mangrove

Jumat lalu, seperti biasa saya mengantarkan makan siang untuk bapak tukang di daerah Medokan Ayu Tambak, Rungkut, Surabaya. Jika dilihat dari peta, ternyata lokasinya tidak jauh dari perairan. Ada selat Madura, dan lebih jauh sedikit ada laut Jawa. Di tempat yang saya kunjungi ini masih sangat jarang dijumpai bangunan, apalagi rumah penduduk. Hanya deretan pohon mangrove dan semakbelukar yang tumbuh subur . Cuaca hari itu begitu panas. Sambil menunggu ibu yang sedang mengobrol bersama para tukang, saya memilih berteduh di bawah salah satu pohon mangrove. Ah, udaranya terasa begitu sejuk dengan hembusan angin siang yang sepoi-sepoi.   Dibalik rerimbunan pohon mangrove yang kini mulai mengering itu, saya melihat gerombolan lebah beterbangan kesana kemari. Mereka berpindah dari satu bunga ke bunga lainnya. Sesekali saya menghindar, sambil sedikit menjerit, hahahah takut tiba-tiba disengat.  Tapi untuk masalah ini, lebah tentu tak perlu khawatir kalau tiba-tiba kulitnya menghit