Langsung ke konten utama

Surabaya Panen Buah



Ketika berhenti di lampu lalu lintas yang terletak di jalan Dr.Ir Soekarno, saya melihat seorang lelaki paruh baya memakai tas ransel sedang berteduh di bawah pohon keres atau kersen. Keres adalah salah satu nama buah yang ukuranya sebesar bola kelereng. Pria itu memetik beberapa buah lalu memakanya. Melihat kejadian itu, spontan saya berfikir kemungkinan orang itu lapar namun tidak memiliki uang lebih untuk membeli makanan di warung sebelahnya. Karena jika tidak, pria itu dia tidak akan memakan buah yang ukuranya sangat kecil untuk sekian kalinya.

Menurut pengamatan saya, hampir di setiap jalan raya di Surabaya banyak ditemui tanaman dan pohon. Baru-baru ini Dinas kebersihan dan pertamanan kota Surabaya menanam sejumlah pohon dan tanaman hias di sepanjang jalan baru Meer – jalan Dr.Ir.Soekarno. Saya berfikir bahwa selain tanaman hias, ada baiknya jika tumbuhan yang ditanam di pinggir-pinggir jalan raya juga diselingi dengan tanaman berbuah. Seperti jeruk, apel, sawo, mangga dan belimbing.


Jika sudah tiba waktunya panen atau berbuah, masyarakat sekitar serta pengguna jalan bisa memakanya secara gratis. Ini juga untuk mengantisipasi pengguna jalan yang merasa lapar ketika berada di jalan raya yang jauh dari warung. Pemerintah dapat membeli pohon buah hasil cangkokan,lalu menanamnya. Sehingga hasil panen mempunyai kualitas tinggi dan bisa panen 2-3 kali dalam setahun. Masyarakat juga tidak kesulitan untuk memetik buahnya,karena biasanya pohon cangkokan ukuranya tidak terlalu tinggi namun buahnya lebat. Selain memberikan kerindangan serta kesejukan di kota Surabaya, masyarakat juga dapat menikmati hasil panennya secara bersama dan tanpa harus membayar. Bahkan peristiwa panen buah ini akan dijadikan moment-moment spesial bagi warga kota Surabaya.

Tulisan ini pernah dimuat di kolom argumentasi koran Jawa Pos berjudul 'Tanaman Buah di Jalanan Surabaya'

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bambu Runcing, Senjata Tradisional namun Berkekuatan Supranatural

Beberapa waktu lalu media sosial di Indonesia menyoroti aksi sebagian warga Jakarta yang memasang bendera peserta Asean menggunakan bambu. Keberadaan bendera yang terpasang di Jalan Pluit Selatan Raya, Jakarta Utara itu pun mendapat kritikan dari sebagian netizen karena dianggap mempengaruhi citra Negara Indonesia bagi bangsa lain. Terlepas dari perdebatan yang dilontarkan oleh netizen di medsos, lupakah kita banwa bambu runcing merupakan ikon yang tak terpisahkan bagi bangsa Indonesia. Di beberapa negara, tanaman yang memiliki nama latin bambusea ini mengandung nilai filosofis. Bangsa Tiongkok misalnya, yang menjadikan bambu sebagai simbol keteguhan dan ketulusan. Sementara di India, bambu mengandung pesan persahabatan. Di kebudayaan suku Jawa, bambu atau dikenal dengan sebutan pring merupakan bagian dari pedoman hidup yang di dalamnya menggambarkan karakteristik masyarakat Jawa. Dilansir dari portal Tempo, (2/8), dalam falsafah bambu atau dinamakan ngelmu pring , masin...

Kisah sang Dokter Cantik Hafalan Al Quran lewat Story Telling

Al Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang diwahyukan Allah melalui Nabi Muhammad SAW untuk umat muslim. Di dalamnya terdapat sumber ilmu pengetahuan sebagai pedoman hidup manusia, baik di dunia maupun akhirat. Bagi umat muslim, mempelajari Al Qur’an tidaklah sulit. Allah telah memberikan jaminan kemudahan bagi siapa saja yang ingin membaca, menghafal, memahami serta mengamalkannya. Kemudahan mempelajari Al Qur’an itu juga dirasakan salah satunya oleh dr. Syayma. dia mulai menghafalkan Al Qur’an ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.“Awalnya saya terpaksa menghafalkan Al Qur’an. Karena di pesantren memang ada kurikulum tahfidz, jadi mau gak mau harus hafalan ”,  kata Syayma.  Dirinya sempat merasakan sedikit stres belajar di pesantren lantaran belum fasih membaca Al Qur’an. Dari total 300 santri, dr. Syayma masuk dalam kelompok 10 orang dengan bacaan terburuk. ”saya memulainya dari level paling dasar”. Baginya surah yang sulit dihafal di awal dulu adalah surah...

Tips Fesyen untuk si Badan Ramping

Setiap perempuan pada dasarnya suka berdandan atau bersolek agar tampil menarik. Mereka bukan hanya merias diri, tapi juga sebisa mungkin tetap menjaga penampilan. Sayangnya bagi sebagian perempuan berbadan gemuk seringkali merasa kurang percaya diri dengan busana yang dikenakan. Begitu halnya dengan mereka yang punya tubuh kurus juga mengalami sedikit permasalahan soal pakaian. Alih-alih ingin terlihat menarik, justru terlihat semakin kurus karena pemilihan kostum yang tidak tepat. Nah, bagi muslimah yang ingin tetap tampak menarik meski berpostur kurus, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan. Pilih pakaian berukuran medium Bagi perempuan berbadan kurus, hindari busana yang ukurannya pas badan. Hal itu justru membuat tubuh nampak kurus. Sebaliknya, hindari memilih pakaian terlalu besar, karena badanmu akan terlihat tenggelam. Sebaiknya kita pilih ukuran medium, dengan begitu tubuh terkesan sedikit berisi alias porposional. Gunakan pakaian berlapis Agar badan terl...