Langsung ke konten utama

Berkesempatan ke Tanah Suci? Rugi Kalo gak Cicipi Kuliner Khas Sana



Berkesempatan menjalankan ibadah haji di Tanah Suci rasanya belum lengkap bila tidak mencicipi makanan khas. Ya, selain melaksanakan kewajiban rukun Islam kelima itu, para jamaah bisa menyempatkan diri untuk sekedar mencoba kuliner di Kota Makkah dan Madinah.
Khusus bagi para pecinta daging, Tanah Suci menyediakan ragam kuliner berbahan dasar daging. Namun bagi anda yang lebih menyukai menu vegetarian, jangan risau, karena masih ada jajanan populer lain di Makkah dan Madinah yang terbuat dari sayuran atau sejenisnya. Untuk kualitasnya dijamin halal dan aman dikonsumsi para jamaah. Harganya pun terbilang cukup terjangkau untuk kantong jamaah Indonesia.

Kebab


Jajajan ini menjadi penanda kuliner khas negara Timur Tengah. Nama kebab berasal dari bahasa Arab,  kabab (کباب) yang awalnya berarti daging goreng, bukan daging panggang/bakar seperti yang banyak ditemui akhir – akhir ini. Di dalamnya berisi potongan kecil daging yang dicampur dengan sayuran seperti tomat, timun, bawang bombay, potongan kentang lalu dilapisi dengan roti pita yang di panggang.

Di Mekkah dan Madinah, kebab juga biasa disebut dengan shawarma. Di Indonesia, kita bisa menjumpai Shawarma, namun rasanya akan berbeda dengan yang dijual di Kota Makkah dan Madinah. Disana ukurannya lebih besar karena dicampuri dengan potongan kentang goreng atau rebus, serta rasanya lebih enak.

Daging yang umum digunakan untuk kebab ialah daging kambing dan daging sapi, atau kadang-kadang daging kambing, daging ayam, ikan, atau kerang. Untuk mendapatkan sebungkus kebab sangatlah mudah. Ada banyak kios makanan yang menjual jajanan ini, terutama yang lokasinya berdekatan dengan tujuan wisata dan penginapan. Di sekitar Masjid Nabawi misalnya, atau bisa dijumpai di sekitaran hotel dan pelataran Masjidil Haram. Harga sebungkus kebab akan berbeda, bergantung pada variasi isi. Untuk kebab yang berisi daging kambing dan daging ayam, harganya sekitar 5 Riyal atau sekitar Rp 12.500

Ayam Goreng khas restaurant Al Baik
Al baik adalah resto cepat saji sejenis KFC atau McDonald. Resto asli negara Arab ini pertama kali dikenalkan pada tahun 1974. Rasa ayam goreng Al Baik tidak kalah dengan KFC dan sejenisnya. Tak heran jika Al Baik menjadi jujugan kebanyakan jamaah haji, termasuk Indonesia, yang ingin makan ayam goreng di tempat legendaris tersebut. Saat ini waralaba tersebut sudah memiliki cabang lebih dari 50 yang tersebar di Kota Makkah dan Madinah. Bagi jamaah Indonesia yang kebetulan tidak cocok dengan menu makanan khas Arab, bisa makan ayam goreng di Al Baik. Lokasi terdekat berada di dekat Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Penduduk lokal atau jamaah haji dan umrah rela mengantri demi merasakan ayam goreng. Apalagi harganya lebih murah bila dibandingkan dengan KFC atau McD. Satu paket (box) harganya 13 riyal. Satu paket ayam ada yang berisi delapan atau empat potongan ayam plus kentang goreng dan roti khas Arab. Ayamnya berukuran cukup besar sehingga satu paket sangat mengenyangkan dan dapat dihabiskan oleh dua atau tiga orang. Menu lain yang dijual dalam restoran Al-Baik seperti nugget ayam, fillet ikan, dan udang goreng tepung, jagung rebus, dan masih banyak lagi. Al-Baik  menerapkan ruangan untuk makan bagi lelaki dan perempuan secara terpisah.

Samoosa

Terbuat dari campuran keju, sayuran, dan daging cincang. Untuk memasaknya bisa digoreng atau juga  dipanggang. Orang Arab biasanya akan menghidangkan Samoosa sebagai camilan untuk para tamu, bersama dengan segelas teh. Samoosa umumnya berbentuk segitiga. Sementara untuk ketebalan kulit Samoosa bisa berbeda, tergantung resep dan selera orang yang membuatnya. Jajanan yang juga dinamakan chaat ini biasa dijual di gerai dekat Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Untuk melengkapi Samoosa, ditambahkan saus berbagai rasa seperti saus yogurt, chutney, irisan bawang bombay dan daun ketumbar, serta chaat masala. Di Indonesia Samoosa bermetamorfosir menjadi semacan jajanan pastel

Tamis

Bentuknya hampir menyerupai roti pita, tetapi ukurannya lebih lebar dengan diameter sekitar 40 senti. Adonan tamis berasal dari tepung gandum yang diolah dengan cara dibakar di dalam tungku tanah. Rasa tamis bervariasi, mulai agak gurih, ada yang manis dengan taburan gula dan wijen (biasa disebut biskot), dan ada pula rasa keju.

Jajanan satu ini biasa dinikmati dengan krim keju, madu, atau susu kental manis. Orang Arab biasa makan tamis dengan cara dicocol ke bumbu yang bernama ful. Ful terdiri dari campuran kacang merah yang dihaluskan, sejenis jinten bernama “kamon”, acar tomat, dan minyak zaitun. Mereka juga biasa menambahkan bawang bombay, cabai hijau, atau perasan jeruk lemon ke dalam campuran ful.
Harga tamis yang agak gurih berkisar setengah riyal. Sedangkan tamis yang berasa, harganya sekitaran 2 riyal. Tamis dapat di beli di kios-kios sekitar pelataran Masjid Nabawi dan Masjidil Haram; walaupun kiosnya tidak sebanyak kebab.

Paratha

Merupakan jenis jajanan roti selain tamis. di negara lain, paratha memiliki nama berbeda. Seperti di Malaysia atau Singapura yang mengenal paratha dengan sebutan roti cane. sementara di Indonesia bisa juga disebut roti maryam atau roti canai. Baik Paratha, Canai atau Maryam, memiliki bentuk dan bahan dasar hampir sama. Yaitu tepung terigu, air, telur dan mentega.
Cara memasak roti paratha dengan dipanggang hinga warnanya kecoklatan. Sama halnya tamis, memakan roti paratha kurang enak tanpa kari. Bisa kari ayam, sapi atau kari kambing, semua sama lezatnya. Selain kari, para jamaah bisa menikmati paratha dengan susu kental manis, gula, madu, atau saus cabe.
Para jamaah bisa membeli roti paratha dalam kemasan beku, jadi tinggal dipanggang atau dipanasakan di microwave. Roti Paratha yang siap makan harganya kisaran 2 riyal, sebanyak 2 lembar dan sudah termasuk kari. Sedangkan yang kemasan beku, lebih murah. Hanya dengan 4 atau 5 riyal anda bisa mendapatkan paratha sebanyak 5 lembar.

Falafel
Jajanan populer ini tergolong menu vegetarian karena terbuat dari adonan kacang atau buncis tanah yang memiliki rasa pedas dan lezat. Falafel lebih nikmat dengan toping sayuran seperti acar, Salad dan Saus pilihan Anda. Bentuknya sekilas mirip perkedel di Indonesia, namun ukurannya lebih kecil. Falafel seringkali disajikan di dalam suatu roti pipih serupa pita yang dinamakan lafa. Di Negara Timur Tengah, falafel dipasarkan sebagai makanan siap saji yang populer.  Falafel bertransformasi menjadi makanan jalanan atau makanan cepat saji umum di Timur Tengah. Saat bulan ramadhan tiba bola-bola falafel terkadang menjadi menu berbuka puasa.

Mutabbaq

Bagi para jamaah haji Indonesia, mutabbaq juga menjadi pilihan jajanan paling diminati. Dalam bahasa Arab, kata Mutabbaq مطبق berarti dilipat. Ya, dia sejenis  roti goreng, berisi adonan daging cincang dan telur yang dibumbui ringan, dilipat kemudian digoreng. Bumbu lain ada campuran tomat, bawang, perteseli dan sedikit jala peno papper. Di sana mutabbaq disajikan sebagai jajanan  pembuka, hidangan sampingan atau makanan ringan. Matabbaq sendiri kini menjadi jajanan jalanan yang biasa dijumpai di negara-negara lain seperti Yaman, India, Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei dan Thailand. Di Indonesia, mutabbaq dikenal dengan sebutan martabak.
published on portal suaramuslim.net

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bambu Runcing, Senjata Tradisional namun Berkekuatan Supranatural

Beberapa waktu lalu media sosial di Indonesia menyoroti aksi sebagian warga Jakarta yang memasang bendera peserta Asean menggunakan bambu. Keberadaan bendera yang terpasang di Jalan Pluit Selatan Raya, Jakarta Utara itu pun mendapat kritikan dari sebagian netizen karena dianggap mempengaruhi citra Negara Indonesia bagi bangsa lain. Terlepas dari perdebatan yang dilontarkan oleh netizen di medsos, lupakah kita banwa bambu runcing merupakan ikon yang tak terpisahkan bagi bangsa Indonesia. Di beberapa negara, tanaman yang memiliki nama latin bambusea ini mengandung nilai filosofis. Bangsa Tiongkok misalnya, yang menjadikan bambu sebagai simbol keteguhan dan ketulusan. Sementara di India, bambu mengandung pesan persahabatan. Di kebudayaan suku Jawa, bambu atau dikenal dengan sebutan pring merupakan bagian dari pedoman hidup yang di dalamnya menggambarkan karakteristik masyarakat Jawa. Dilansir dari portal Tempo, (2/8), dalam falsafah bambu atau dinamakan ngelmu pring , masin...

Selebgram Hits ini Bertemu Jodoh Lewat IG

Selebgram hits yang bertemu jodoh lewat medsos Siapa bilang orang yang tidak berpacaran alias jomblo , tidak bisa menemukan pasangan hidupnya? Selebgram yang lagi ngehits ini justru menemukan jodohnya dari platform sosial Instagram lho! Dialah Natta Reza, sosok pemuda yang banyak digandrungi kaum millenial, khususnya bagi perempuan. Kisah cintanya dengan sang istri, Wardah Maulina, memberikan banyak inspirasi khususnya bagi kalangan anak muda. Perjalanan pasangan kekasih yang merajut cinta tanpa berpacaran ini kemudian dituliskannya dalam sebuah karya buku berjudul ‘Cinta yang tak biasa’. Proses perkenalan atau taaruf keduanya terbilang cukup singkat dan unik. Kisah bermula saat keduanya saling like foto di Instagram. Saat itu Natta yang sedang membaca pesan notifikasi dari Wardah langsung mengunjugi laman profilnya. Mantan anak band itu lantas tertarik dengan tulisan bio sang istri yang bertuliskan “Cita-cita ingin menikah muda”. Lebih lanjut, Natta mengirimkan pesa...

Surabaya Panen Buah

Ketika berhenti di lampu lalu lintas yang terletak di jalan Dr.Ir Soekarno, saya melihat seorang lelaki paruh baya memakai tas ransel sedang berteduh di bawah pohon keres atau kersen. Keres adalah salah satu nama buah yang ukuranya sebesar bola kelereng. Pria itu memetik beberapa buah lalu memakanya. Melihat kejadian itu, spontan saya berfikir kemungkinan orang itu lapar namun tidak memiliki uang lebih untuk membeli makanan di warung sebelahnya. Karena jika tidak, pria itu dia tidak akan memakan buah yang ukuranya sangat kecil untuk sekian kalinya. Menurut pengamatan saya, hampir di setiap jalan raya di Surabaya banyak ditemui tanaman dan pohon. Baru-baru ini Dinas kebersihan dan pertamanan kota Surabaya menanam sejumlah pohon dan tanaman hias di sepanjang jalan baru Meer – jalan Dr.Ir.Soekarno. Saya berfikir bahwa selain tanaman hias, ada baiknya jika tumbuhan yang ditanam di pinggir-pinggir jalan raya juga diselingi dengan tanaman berbuah. Seperti jeruk, apel, sawo, mangg...