Langsung ke konten utama

Berkenalan dengan Politik Tanah Air


Dunia politik merupakan salah satu fenomena yang selalu hadir dalam kehidupan manusia, baik secara perorangan maupun lingkup berbangsa dan bernegara. Hampir setiap hari kita akan menemukan praktek-praktek politik baik skala kecil ataupun besar. Fenomena sosial tersebut bisa dijumpai pada media massa serta realitas sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, kantor, dan pemerintah. Di media massa contohnya, tidak jarang banyak dijumpai iklan tentang partai politik tertentu, liputan hasil kinerja dari pemerintah, serta berita-berita mengenai kondisi pemerintahan pusat di Indonesia. Keadaan inilah yang membuat sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk mahasiswa berusaha selalu mencari informasi terbaru mengenai kondisi pemerintahan. Apalagi bagi mereka yang tergabung dalam kelompok atau organisasi kemasyarakatan. Tentu kebutuhan akan informasi mengenai kondisi perpolitikan sangat dibutuhkan. Hal ini karena dampak yang ditimbulkan akan dapat mempengaruhi kepentingan masyarakat pada umumnya.

Sebagai mahasiswa, tentunya kita tidak hanya dituntut untuk mempelajari berbagai teori, namun juga harus mampu mengaplikasikan teori itu ke dalam suatu tindakan nyata yang berguna. Oleh karenanya, seorang mahasiswa haruslah memiliki kepekaan tinggi terhadap berbagai permasalahan yang ada di sekitarnya. Untuk melatih kepekaan itu, salah satunya dilakukan dengan selalu up date informasi melalui media. Kemajuan teknologi di bidang informasi nampaknya memberikan layanan kemudahan dalam hal mengakses informasi seputar kondisi pemerintahan yang sedang terjadi. Masyarakat dengan mudah mengetahui  realitas yang sedang terjadi dalam pemerintahan melalui penggunaan media,baik media cetak, elektronik, maupun internet.

Awalnya penulis kurang begitu tertarik dengan informasi mengenai perpolitikan di Indonesia. Alasanya, karena hampir sebagian besar informasi yang disiarkan atau diberitakan sarat akan kepentingan partai politik tertentu, konflik, dan berbagai interupsi yang kurang membangun. Jika dikaitkan dengan status penulis sebagai mahasiswa yang dituntut memiliki kepekaan sosial, maka keputusan mencari informasi politik  kurang efektif. Alasanya untuk meminimalisir dampak propaganda akibat isi pemberitaanya yang cenderung negatif tanpa ada upaya itikad baik secara bersama.  Penulis lebih senang mempelajari dunia politik melalui buku atau literatur sejarah, seperti tentang pemerintahan Indonesia masa kerajaan sriwijaya yang berhasil menjadikan Indonesia sebagai kepulauan maritim, serta sejarah pemerintahan umat Islam yang berhasil menjadikan masyarakat Mekkah waktu itu makmur, sejahtera.


Namun demikian, baru-baru ini, tepatnya setahu lalu, penulis mulai menyukai informasi mengenai perpolitikan Indonesia. Ini bermula dari berbagai pemberitaan mengenai dua sosok pemimpin yang kerap diberitakan di media massa. Mereka adalah, Menteri BUMN Dahlan iskan serta Gubernur DKI Jokowi-Ahok. Menurut penulis, keduanya merupakan bentuk replika dari praktek definisi politik yang selama ini dipahami oleh penulis, yakni politik sebagai upaya memperoleh serta mempertahankan kekuasaan. Paling tidak, dengan membaca beberapa berita baik mengenai pola kerja Dahlan iskan, maupun Jokowi-Ahok sebagai Walikota Jakarta saat ini, penulis dapat mempelajari beberapa strategi politik yang digunakannya.

Tulisan pernah dimuat di rubrik argumentasi kompas kampus dengan judul "Perbarui Informasi”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah sang Dokter Cantik Hafalan Al Quran lewat Story Telling

Al Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang diwahyukan Allah melalui Nabi Muhammad SAW untuk umat muslim. Di dalamnya terdapat sumber ilmu pengetahuan sebagai pedoman hidup manusia, baik di dunia maupun akhirat. Bagi umat muslim, mempelajari Al Qur’an tidaklah sulit. Allah telah memberikan jaminan kemudahan bagi siapa saja yang ingin membaca, menghafal, memahami serta mengamalkannya. Kemudahan mempelajari Al Qur’an itu juga dirasakan salah satunya oleh dr. Syayma. dia mulai menghafalkan Al Qur’an ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.“Awalnya saya terpaksa menghafalkan Al Qur’an. Karena di pesantren memang ada kurikulum tahfidz, jadi mau gak mau harus hafalan ”,  kata Syayma.  Dirinya sempat merasakan sedikit stres belajar di pesantren lantaran belum fasih membaca Al Qur’an. Dari total 300 santri, dr. Syayma masuk dalam kelompok 10 orang dengan bacaan terburuk. ”saya memulainya dari level paling dasar”. Baginya surah yang sulit dihafal di awal dulu adalah surah...

Bambu Runcing, Senjata Tradisional namun Berkekuatan Supranatural

Beberapa waktu lalu media sosial di Indonesia menyoroti aksi sebagian warga Jakarta yang memasang bendera peserta Asean menggunakan bambu. Keberadaan bendera yang terpasang di Jalan Pluit Selatan Raya, Jakarta Utara itu pun mendapat kritikan dari sebagian netizen karena dianggap mempengaruhi citra Negara Indonesia bagi bangsa lain. Terlepas dari perdebatan yang dilontarkan oleh netizen di medsos, lupakah kita banwa bambu runcing merupakan ikon yang tak terpisahkan bagi bangsa Indonesia. Di beberapa negara, tanaman yang memiliki nama latin bambusea ini mengandung nilai filosofis. Bangsa Tiongkok misalnya, yang menjadikan bambu sebagai simbol keteguhan dan ketulusan. Sementara di India, bambu mengandung pesan persahabatan. Di kebudayaan suku Jawa, bambu atau dikenal dengan sebutan pring merupakan bagian dari pedoman hidup yang di dalamnya menggambarkan karakteristik masyarakat Jawa. Dilansir dari portal Tempo, (2/8), dalam falsafah bambu atau dinamakan ngelmu pring , masin...

Pemilu 2019 dan Cerita si Penjual Minyak Wangi

Artikel kali ini berkisah tentang ungkapan populer antara minyak wangi dan pandai besi. Tulisan ini sebenarnya dilatarbelakangi dengan beberapa perdebatan yang dijumpai di media sosial soal calon pemimpin Indonesia tahun mendatang (intinya berbau pemilu ...). Pemilu 2019 dan Cerita si Penjual Minyak Wangi Seorang warganet bilang bahwa kedua kandidat itu pada dasarnya orang baik. Sementara yang lain justru sibuk membalas dengan berbagai argumen soal rekam jejak masing-masing partai pengusung. Dari sekian banyak komentar bertebaran, yang menarik bagi saya adalah argumen orang yang bilang, “Oke sih baik, tapi sayang di bawah bendera partai A sih, jangan-jangan dia nanti bakal dipermainkan bla..bla..bla”. Membaca komen itu, pikiran saya langsung tertuju nasehat dari penjual minyak wangi dan pande besi. Pernah mendengar kisah penjual minyak wangi dan pandai besi? Apakah cerita si tukang pandai besi dan penjual minyak wangi dijumpai pula di kehidupan saat ini? Rasulullah SAW be...